Binaan Dompet Dhuafa Berdagang Takjil di 8 Kota

INILAHCOM, Tangerang Selatan – Bulan Ramadan sebagai bulan yang penuh berkah benar-benar dirasakan oleh para pedagang makanan berbuka (takjil). Setiap sore menjelang berbuka puasa, banyak orang membeli makanan berbuka pada pedagang takjil. Tak pelak hal tersebut menghidupkan roda perekonomian mereka.

Keberkahan Ramadan itu pun dirasakan oleh para pedagang kecil binaan Dompet Dhuafa. Mereka diberdayakan melalui program Warung Tenda Takjil Berkah yang dilaksanakan di delapan kota, yakni Jakarta, Bogor, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Makassar, Medan dan Surabaya dengan masing-masing kota sebanyak 100 orang menjadi pemetik manfaat.

Selama Ramadan, sekitar 20 hingga 25 pedagang takjil dari tiap-tiap kota tersebut, akan menawarkan berbagai jenis hidangan berbuka puasa di antaranya, kolak, es buah, bubur kacang hijau, mie ayam, dan menu makanan lainnya.

“Dalam Warung Tenda Takjil Berkah ini ada beberapa kegiatan yang akan dijalankan dan merupakan salah satu bentuk pemberdayaan ekonomi di wilayah dampingan Dompet Dhuafa yang tujuannya untuk meningkatkan penghasilan mitra selama bulan Ramadhan,” kata General Manager Divisi Ekonomi Dompet Dhuafa, Tendy Satrio Jumat (3/7/2015) di Tangerang Selatan.

Lebih lanjut Tendy menjelaskan, konsep Warung Tenda Takjil Berkah adalah kegiatan pemberdayaan ekonomi yang melibatkan kelompok masyarakat kurang mampu di wilayah dampingan. Dalam kegiatan ini ada beberapa aktivitas yang akan dilakukan seperti pelatihan keamanan pangan untuk menciptakan produk-produk pangan yang aman dan halal dijual di warung tenda yang telah disediakan.

“Dengan begitu, pemetik manfaat mendapatkan keuntungan atau benefit di bulan Ramadhan yang penuh berkah ini, yaitu mendapatkan peningkatan kapasitas dan melakukan sebuah aktifitas sosial ekonomi produktif sehingga mendapatkan penghasilan tambahan dengan target minimal Rp 100 ribu per harinya dari program ini,” kata Tendy.

Melalui aktivitas pemberdayaan ekonomi di wilayah dampingan Dompet Dhuafa ini, para pedagang akan mendapatkan bantuan modal. Selain itu, mereka juga mendapatkan sarana dagang seperti tenda, kantong plastik, celemek, dll.

Terkait dengan lokasi untuk berjualan, Dompet Dhuafa pun memberikan dua alternatif pilihan, yakni lapak gratis dan sewa. Prosedur perijinan lokasi berjualan di masing-masing daerah telah diproses oleh Dompet Dhuafa. Penentuan gratis dan sewa suatu lahan itu sesuai dengan prosedur yang telah disepakati.

Para pemetik manfaat program Warung Tenda Takjil Berkah adalah binaan Dompet Dhuafa dalam program pemberdayaan ekonomi yang dikelola jejaring Dompet Dhuafa yakni Masyarakat Mandiri. Namun, tak menutup kemungkinan masyarakat umum pun diperbolehkan untuk turut meramaikan Program Warung Tenda Takjil Berkah ini.

Dalam menjalankan program pemberdayaan ekonomi, Dompet Dhuafa menggunakan konsep pengembangan usaha masyarakat (kelompok) atau community development. Sejak tahun 2000, Dompet Dhuafa telah mengembangkan perpaduan model community development dan mikrofinansial syariah.

Dana sosial yang disalurkan untuk komunitas-komunitas kurang berdaya seperti para pedagang mirko, dipercayakan sepenuhnya pada komunitas sebagai asset reform. Tentu tak serta-merta dana dari zakat, infak dan sedekah diserahkan pada penerima manfaat. Di sinilah peran model community development. Komunitas dibangun, dilejitkan potensi dan energinya agar lebih berdaya. Berswadaya.

“Proses pemberdayaan dilakukan dengan pendampingan. Seorang pendamping dilibatkan di tengah-tengah masyarakat dampingan bertahun-tahun. Penguatan kapasitas digarap, dari intelektual, material sampai manajerial. Seiring pendampingan, keuangan mikro diterapkan. Model-model pembiayaan berbasis syariah dikenalkan,” ungkap Tendy.

Pendampingan di antaranya menghasilkan lembaga lokal yang pada gilirannya menjadi pemegang amanah asset reform dana sosial dari Dompet Dhuafa. Lembaga lokal menerapkan prinsip-prinsip keuangan berbasis syariah. Melalui sistem syariah, dana digulirkan bagi warga sekitar.

Tak hanya warga dampingan yang kemudian mengenal model syariah yang diharapkan membawa berkah. Warga yang lebih banyak lagi pun makin mengenal sistem keuangan alternatif. Mereka selama ini tak memiliki akses pembiayaan pada bank, kecuali bank keliling yang setia mengetuk pintu tiap hari.

“Model syariah dengan pendampingan, membuat mereka memiliki pandangan baru sama sekali tentang pembiayaan. Dana yang dihimpun dari kemuliaan para donatur (muzakki) pun dinikmati penerima manfaat dengan harapan membawa berkah,” jelas Tendy.

Selain itu, hadirnya Program Warung Tenda Takjil Berkah pun mulai dirasakan kebermanfaatannya oleh Samidi (50), salah satu binaan Masyarakat Mandiri Dompet Dhuafa, yang juga merupakan pedagang takjil di kawasan Situ Gintung, Tangerang Selatan. Selama Ramadhan, ia mencoba peruntungan dengan berjualan mie ayam sebagai hidangan berbuka puasa. Omset penjualan dirasakannya mampu menambah pundi-pundi rupiah dalam mencukupi kebutuhan sehari-hari.

Alhamdulillah, pas awal Ramadhan sampe pertengahan ini, dagangan saya cukup laris. Lumayan untuk persiapan lebaran juga, ungkapnya. (inilah.com)

{fcomment}

 

 

 

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.