Program Klaster Mandiri, Mandirikan Masyarakat Kulon Progo
YOGYAKARTA. Program Klaster mandiri digulirkan sejak tahun 2011 di 5 kabupaten, yaitu Kabupaten Bogor-Jawa Barat, Kabupaten Lebak-Banten, Kabupaten Blora-Jawa Tengah, Kabupaten Kulon Progo-DIY dan Kabupaten Bantaeng-Sulawesi Selatan. Program klaster mandiri dilaksanakan oleh Dompet Dhuafa (DD) dan jejaring ekonomi (Masyarakat Mandiri (MM), Kampoeng Ternak Nusantara (KTN), Pertanian Sehat Indonesia (PSI)) dengan tujuan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat.
Program Klaster mandiri ini merupakan program penguatan usaha yang didanai dari dana Zakat, Infaq dan Shodaqoh (ZIS). Sasaran dari program ini adalah masyarakat berpendapatan rendah dan termasuk salah satu golongan yang berhak menerima zakat (mustahik). Dengan mengikuti program diharapkan masyarakat mampu mandiri dalam mencukupi kebutuhan hidupnya.
Tahun ini program klaster mandiri memasuki tahap akhir yaitu pemandirian program. Pada tahap ini semua aset diserahkan kepada masyarakat untuk di kelola dan dikembangkan,karena pada dasarnya dana ZIS yang digulirkan adalah hak masyarakat sebagai penerima manfaat. Salah satu program klaster mandiri yang sudah dimandirikan adalah Klaster Mandiri Kulon Progo berlokasi di Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulon Progro, Propinsi DIY. Klaster Mandiri Kulon Progo berbasis pengembangan usaha makanan ringan, gula semut dan batu bata dengan Jumlah Mitra 148 orang.
Pendamping Program dari MM,Widi Hartanto menyampaikan bahwa “awal program MM di Kecamatan Kokap pada tahun 2011 tepatnya di Desa Kalirejo dengan fokus utama penumbuhan usaha aneka makanan ringan. Mulai tahun 2012 ada pengembangan wilayah program di Desa Hargorejo dan Hargowilis dengan produk utama batu bata dan usaha perdagangan. Pada awal program usaha aneka makanan ringan tidak begitu berkembang sehingga dialihkan ke usaha batu bata, perdagangan dan gula semut. Sinergi dengan dinas terkait juga dilakukan diantaranya Dinas koperasi dan UMKM, Dinas Kesehatan, Dinas Perindag dan ESDM serta BL”, Lanjutnya.
Dengan dimandirikannya program, maka kegiatam mitra akan dikelola oleh Koperasi ISM Gempita Mandiri. Koperasi yang didirikan pada tahun 2012 ini merupakan lembaga lokal yang disiapkan oleh program untuk mengelola kegiatan usaha yang sudah digulirkan oleh program ketika program sudah selesai. Salah satunya adalah memfasilitasi kegiatan usaha mitra dalam hal permodalan dan pemasaran produk mitra.
Perasaan haru mengiringi proses pelaksanaan workshop akhir program yang di gelar pada hari Kamis (23/1) di aula kantor Kecamatan Kokap. Perwakilan mitra Bapak Kadarisman menyampaikan “Terimakasih pada MM dan DD yang telah memberikan bantuan program kepada masyarakat. Dengan adanya bantuan program tersebut, telah menumbuhkan usaha mitra dan kelompok terutama gula semut dan batu bata. Saat ini usaha batu bata kelompok telah berkembang dan bahkan kesulitan memenuhi order pembeli”. Selain itu Pak Kadar panggilan akrabnya juga menyampaikan terimakasih kepada dinas terkait terutama Dinas koperasi dan UMKM, Dinas Kesehatan dan Dinas Perindag & ESDM atas dukungan dan sinergi yang telah diberikan terutama dalam pengadaan badan hukum koperasi, PIRT produk dan akses peralatan mesin giling tanah untuk batu bata. Banyak manfaat yang didapat dari adanya program selain pembiayaan usaha, diantaranya ilmu dan silaturrahim. Dia juga mengharap masih tetap ada dukungan dari semua pihak pasca pelepasan program.
Workshop akhir program juga di hadiri oleh Dinas terkait, antara lain Kepala Dinas Koperasi dan UMKM, Dinas Perindustrian Perdagangan dan ESDM, Dinas Kelautan Perikanan dan Peternakan, Dinas Koperasi dan UMKM, Dinas Kesehatan, dan Camat Kokap. {fcomment}
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!