Survei Analisis Kebutuhan Program Kampung Ternak Domba Berdaya Subang
SUBANG – Studi tahap awal untuk membuat perencanaan teknis program sebelum dilaksanakan program pemberdayaan yaitu need assessment (analisis kebutuhan). Kegiatan kajian untuk mengumpulkan beberapa informasi yang dibutuhkan berkaitan dengan pelaksanaan program seperti lokasi program, calon pelaksana teknis program, potensi pasar, pihak-pihak terkait serta semua sumber daya yang mendukung berjalannya program.
Karya Masyarakat Mandiri (KMM) melaksanakan analisis kebutuhan di Desa Bantarsari Kecamatan Cijambe Kabupaten Subang Jawa Barat. Letak di daerah pegunungan pinggiran Kota Subang dengan sumber daya alam yang masih asri. Desa ini sangat sesuai untuk pengembangan ternak domba. Selain sumber pakan hijauan yang melimpah, masyarakat desa juga sudah terbiasa memelihara domba. Disebabkan pasar di Jawa Barat yang lebih dominan jual beli domba dibandingkan kambing.
Tim KMM memperoleh informasi penting berkaitan dengan usaha peternakan di desa tersebut pada Focus Group Discussion (FGD) dengan para peternak. Hampir seluruh penduduk desa berprofesi sebagai petani dan peternak. Mayoritas penduduk bertani di sawah atau di kebun dan juga memelihara ternak domba sebagai tabungan. Lebih dari 50% peternak berusia muda baik pria maupun wanita.
Jenis domba yang dipelihara umumnya domba garut dan priangan. Beberapa juga ada yang memelihara domba merino dan domba dugul. Ada juga yang memelihara kambing seperti kambing PE dan kambing benggala. Biasanya peternak memelihara domba milik pribadi sebagai tabungan. Ada juga yang memelihara domba milik orang lain dengan skema kerjasama bagi hasil yang disebut “maro”. Sistem pemeliharaan domba yang dilakukan masih secara tradisional, namun para peternak sangat ingin mengetahui cara budidaya ternak domba yang baik serta penerapan teknologi modern dalam budidaya ternak domba.
Kendala yang sering dihadapi peternak yaitu kesulitan memperoleh modal awal untuk melakukan usaha ternak. Biasanya modal awal diperoleh dari tabungan hasil usaha pertanian atau pinjaman dana dari pihak ketiga. Kendala lain yaitu jaringan pasar domba dengan harga sesuai masih sangat kurang. Peternak biasa menjual domba melalui tengkulak dengan harga jauh di bawah harga pasar.
Selanjutnya, usaha peternakan domba yang dilakukan masih individual atau masing-masing. Belum ada kelompok ternak yang terbentuk oleh pemerintah maupun swasta. Ilmu pengetahuan tentang cara budidaya ternak domba yang baik (Good Farming Practice) juga sangat diperlukan. Peternak sangat antusias dan bersemangat untuk mengembangkan usaha budidaya ternak domba di desa sendiri.
Program pemberdayaan ekonomi melalui peternakan domba diharapkan mampu meningkatkan pendapatan masyarakat dan meningkatkan pengetahuan dan kemampuan dalam manajemen usaha peternakan domba terutama bagi para pemuda yang tidak/belum mendapatkan pekerjaan. Peningkatan pengetahuan dan kemampuan antara lain dengan menjadikan para peternak sebagai subyek perubahan dan membantu mereka agar memperoleh akses sumberdaya permodalan, transfer teknologi, penguatan kelembagaan hingga akses pasar. Program yang berbasis komunitas peternak diharapkan akan mampu meningkatkan daya tawar bagi peternak sendiri. [JAF]