Membangkitkan Ekonomi di Ujung Negeri

Rote ndao, masih asing terdengar di telinga. Tapi tahukah anda Rote Ndao adalah sebuah pulau yang eksotis dengan hamparan pantai jernih berpasir putih. Rote Ndao merupakan kabupaten yang paling selatan di Negara Republik Indonesia dan merupakan daerah pemekaran dari Kabupaten Kupang Propinsi Nusa Tenggara Timur yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2002.

Kabupaten ini mempunyai luas wilayah 1280,10 km 2 yang terdiri dari 96 pulau. Kondisi wilayah kepulauan inilah yang menjadikan kebanyakan masyarakatnya menggantungkan hidupnya di laut. Namun Kekayaan alam yang melimpah belum mampu meningkatkan ekonomi masyarakat terutama di wilayah pesisir.  Sampai saat ini rote Ndao angka kemiskinan di Rote Ndao masih cukup tinggi  sebesar 29,9 % (BPS). Kondisi ini masih jauh di atas target rata propisi sebesar 20, 01 %.

Profesi nelayan belum yang dijalani oleh sebagian besar masyarakat, belum terlampau menjanjikan mengingat nelayan sangat bergantung pada musim. Ketika datang musim angin barat mereka hanya menganggur dirumah, ini menciptakan permasalahan baru dalam hal pemenuhan kebutuhan. Perlu ada terobosan untuk merubah cara berfikir masyarakat supaya bisa memanfaatkan hasil laut dalam jangka waktu yang lama. Sehingga ketika musim angin datang mereka masih mendapat penghasilan.

Masyarakat Mandiri Dompet Dhuafa, yang fokus dalam pemberdayakan masyarakat menggulirkan program Klaster Mandiri. Klaster Mandiri didesain agar dapat direplikasi dan dijadikan modeling bagi pemberdayaan kaum miskin melalui program terpadu dengan memanfaatkan dana zakat. Program pengembangan klaster mandiri dilakukan melalui pendekatan yang komprehensif, integral dan berkelanjutan. Program ini mengintegrasikan antara program pendidikan, kesehatan dan ekonomi. Untuk program ekonomi pelaksanaan program difokuskan di dua wilayah, yaitu Desa Papela dan Oenggae.

Desa Papela kebanyakan penduduknya berprofesi sebagai nelayan tangkap, sehingga dikembangkan produk olahan ikan seperti Abon Ikan, Kerupuk, Amplang dan kerajinan pasir. Desa Oenggae potensi yang dikembangkan adalah petani rumput laut.

Dengan rencana pelaksanaan program selama 2 tahun, diharapkan mampu meningkatkan pendapatan komunitas sasaran program melalui pengembangan klaster perikanan dan kelautan serta usaha produktif lainnya.

 {fcomment}

 

 

 

 

 

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.