Paguyuban Petani Kopi Buana Sari Raup Omset 815 juta

Pertumbuhan koperasi di Indonesia begitu pesat, menurut catatan Departemen koperasi berjumlah  209.448 unit koperasi di Indonesia.  Namun, dari jumlah tersebut koperasi yang aktif berjumlah 147.249 unit. Dari jumlah kooperasi yang aktif yang melaksanakan Rapat Anggota Tahunan atau melapor sebanyak 80.008 atau 54,33 %. RAT penting untuk mengetahui kesehatan dan sebagai bukti bahwa koperasi masih berjalan atau aktif sekaligus mem-validasi keberadaan koperasi.

Kamis (12/05) Paguyuban Petani Kopi Buana Sari – Program Community Farming Dompet Dhuafa melaksanakan Rapat Anggota Tahunan (RAT) Tutup Buku Tahun 2015. RAT menjadi wujud eksistansi dan profesionalisme lembaga dalam menjalankan organisasi dengan menyajikan laporan pertanggungjawaban kegiatan dan usaha selama satu periode.

Hal tersebut menjadi kebanggaan tersendiri baik bagi anggota maupun pengurus paguyuban. Dimana RAT kali ini, menjadi RAT Pertama sejak berdirinya paguyuban bernomor badan hukum AHU-0676.AH.02.01 tersebut pada tahun 2013. RAT paguyuban dihadiri oleh pengurus dan sembilan puluh persen anggota paguyuban juga dihadiri oleh Kepala Desa Tempuran, Kecamatan, serta Penyuluh Pertanian Lapang Kecamatan Kaloran. RAT berjalan dengan baik dan lancar.

Paguyuban saat ini sudah berkembang jauh lebih baik dari awalnya sebelum program. Petani Kopi sudah terorganisasi untuk melaksanakan budidaya dengan lebih baik, produk – produk kopi petani juga sudah bernilai tambah. Produk Kopi Paguyuban antara lain beras kopi dan kopi bubuk premium yang sudah dipasarkan di kab. Temanggung bahkan juga sudah ke jabodetabek lewat pemasaran PT Karya Masyarakat Mandiri (KMM). Berdasarkan Laporan Tutup Buku Tahun 2015, Paguyuban Buana sari mencapai pendapatan omset usaha sebagai berikut: 130,5 juta dari usaha pengadaan sarana produksi pertanian, 667,6 juta dari usaha pemasaran beras kopi green bean, 7,7 juta dari usaha kopi bubuk, dan 9,4 juta dari jasa alat mesin pengolahan kopi.

“RAT Paguyuban Buana Sari yang pertama ini menjadi titik tolak kemajuan Paguyuban dan menjadi semangat baru bagi pengurus dan anggota dalam mengembangkan usaha kopi secara bersama-sama” ungkap Adhi, Manager Program Pertanian KMM. (Dwi Listanto/Adhi NH)

1 reply

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.