Pelatihan Kelembagaan Pedagang Tangguh

JAKARTA. Rabu pagi (18/06) di depan Kantor kelurahan Pasar Minggu jalan Jl. Raya Ragunan, Jakarta Selatan ada kerumunan orang berseragam kuning-kuning. Mereka bukan ormas atau pendukung salah satu capres melainkan pedagang bakso se-Jakarta Selatan yang akan mengikuti pelatihan kelembagaan yang dilaksanakan oleh PT Miwon Indonesia dan Masyarakat Mandiri (MM)-Dompet Dhuafa (DD).

Pelatihan ini merupakan rangkaian kegiatan program pedagang tangguh 3. Program ini merupakan kerjasama antara PT Miwon Indonesia dengan MM-DD yang sudah berlangsung selama 1 tahun. Program ini menyasar pedagang-pedagang bakso di Jakarta selatan. Program ini merupakan lanjutan dari program pedagang tangguh sebelumnya yang meliputi wilayah Pulogadung dan Cipinang, Jakarta Timur. Pelatihan ini diikuti 59 orang pedagang bakso.

Kegiatan pelatihan ini bertujuan untuk menyiapkan kelembagaan sebagai wadah aspirasi mitra dan pengganti fungsi pendamping setelah program selesai. Manfaat kegiatan tidak hanya dirasakan oleh para pedagang bakso namun juga pemerintah lokal, karena mampu meningkatkan pendampatana warganya. ‘Kami sangat berterimakasih kepada Masyarakat Mandiri Dompet Dhuafa yang telah memberikan pelatihan kepada warga kami. Kami berharap warga bisa memanfaatkan program ini sehingga usahanya semakin meningkat. Yang tadinya dorong gerobak bisa punya warung sendiri” pungkas Lurah Pasar Minggu, Satia.  pelatihan diberikan oleh Fachuri Rosyidin selaku GM Human Capitol Dompet Dhuafa dan Dede Sukiaji, Supervisor Program, Masyarakat Mandiri.

Program ini tidak melulu menanamkan tentang masalah ekonomi, namun juga membangun cara berfikir pengusaha muslim. Salah satu manfaat yang terasa adalah tidak satupun pedagang bakso dampingan program yang menggunakan bahan berbahaya dan melakukan pengoplosan daging. “alhamdulillah pelatihan selama ini memberikan manfaat buat kami. Kami jadi tahu tentang bahan-bahan berbahaya yang tidak boleh digunakan dan bahayanya bagi tubuh. Dengan penerapan pelatihan ini konsumen jadi percaya dan merasa aman ketika membeli bakso kami” papar Edi Tani Mitra dari Cipete. Hebatnya mitra mampu mengaplikasikan dengan cara sederhana seperti bagaimana cara membangun komunikasi dengan konsumen.

Terbatasnya waktu membuat program belum mampu maksimal dilakukan, namun hal itu ternyata mampu memberikan manfaat langsung kepada mitra. Seperti yang diungkapkan oleh Widji mitra dari Ragunan,”Terimakasih kepada MM-DD yang telah memberikan pelatihan dan motivasi sehingga dagangan kami menjadi  lebih laris”. Dalam program ini diberikan modal gerobak beserta perlengkapannya dan tambahan modal usaha Rp. 500.000/mitra. Kondisi gerobak yag baik terbuat dari alumunium sehingga mudah dibersihkan. faktor bersih ini ternyata mampu ‘menghinoptis’ konsumen untuk membeli bakso dagangan mitra.

Sinergi antar lembaga baik NGO, Swasta maupun pemerintah sangat penting dalam proses pemberdayaan. Kerjasama yang baik akan melahirkan manfaat yang lebih banyak kepada masyarakat. Kerjasama antara MM-DD dengan PT Miwon menjadi salah satu contoh keberhasilan proses pemberdayaan. Membangun ekonomi, dibarengi dengan menata pola fikir kan berdampak lebih luas bukan hanya kepada penerima manfaat namun juga orang-orang disekitarnya. 

{fcomment}

 

 

 

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.