Silih Asih Gerakkan Perekonomian Wanoja

Wanoja sebuah desa yang terletak di perbatasan Jawa Barat dan Jawa Tengah tepatnya di Kabupaten Brebes, Jawa Tangah. Wanoja terdiri dari tiga desa ini terdiri dari 6 kampung yaitu Wanoja, Panawuan, Babakan, Kandayakan, Ciwindu,dan Bandawati. Berbatasan langsung dengan Provinsi Jawa Barat dan kecamatan Banjarharjo di sebelah utara, desa Pasirpanjang disebelah timur, Desa Windusakti/Tembongraja sebelah selatan dan sebelah barat dengan Desa Capar.

Mayoritas penduduk Wanoja bermata pencaharian agraris, dengan padi sebagai sumber utama dan juga menyadap getah pinus. Kondisi sosiologi dan Potensi yang besar bidang pertanian yang menjadikan Dompet Dhuafa tertarik membuat program pemberdayaan berbasis masyarakat pedesaan. Tahun 2009, Dompet Dhuafa bersama Pertanian Sehat Indonesia (sekarang Karya Masyarakat Mandiri) menggelontorkan program Lumbung desa di Desa Wanoja.Program Lumbung desa  menawarkan cara pandang mengenai desa sebagai pusat pertumbuhan ekonomi. Lumbung desa mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat desa terus meningkat, kemiskinan terkurangi, menguatnya aset desa, meningkatnya produktifitas lahan dan semakin menguatkanya kapasitas masyarakat desa dalam berbagai hal.

Sejak digulirkannya, program telah banyak mengalami perkembangan. Salah satu yang telihat nyata adalah berdirinya Koperasi Silih Asih atas inisiatif masyarakat. Selam ini Koperasi Silih Asih berperan dalam penyediaan saprotan hingga pasca panen. Sejarah panjang mengiringi berdirinya koperasi yang berawal dari program pemberdayaan pertanian, proses pendampingan dan penyadaran hingga proses terbentuk. Koperasi Silih Asih kini menjelma menjadi motor penggerak ekonomi petani di Wanoja.

Koperasi Berperan besar dalam penyerapan (membeli) gabah petani dengan konsep lumbung desa. Adi yang diserap tidak di jual semua namun sebagian di simpan sebagai sebagai cadangan pangan desa. Hasil penjulan beras pada akhirnya akan menjadi pendapatan tambahan bagi petani anggota yang akan di bagikan setiap tahun dalam Rapat Anggota Tahunan sebagai Sisa Hasil Usaha (SHU). Total penyerapan panen mencapai 75 ton mitra petani dan 20 ton dari luar. Omset koperasi mencapai Rp. 472.056.500,- dengan laba bersih Rp. 25.299.666,-.

Keberhasilan Koperasi Tidak lepas dari proses pendampingan intensif yang dilakukan. Pendampingan ini menempatkan seorang pendamping (filed officer) yang tinggal bersama masyarakat. Pendamping berperan menyadarkan, mengarahkan dan sebagai problem sover ketika terjadi permasalahan. Proses penyadaran membutuhkan waktu, namun dengan keberadaan pendamping di wilayah dampingan membuat proses berjalan lebih cepat. (KMM/SM)

 

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.