Menebar Cinta di Empat Pulau

Bismilahirrahmanirrahiem,
Le’ba anjari tugasakku anyyomba mae ri Alla taala
Attoje toje a’boya dale
Appakamaju usaha
Naapapasikola ana’ – ana’
Naamminawang riaturanna kelompoka
Alla taala anjari sassi risikonjo kupauwwa nakugaukanga

Bait di atas bukanlah japa mantra. Tapi, itu adalah kalimah ‘sakti’ pendampingan. Larik-larik kalimat bagian dari Ikrar Mitra yang dibacakan secara bersama-sama para mitra dampingan Dompet Dhuafa di Gedung Pertemuan Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan, beberapa waktu yang lalu. Kandungan makna yang menggugah, rupanya mengundang Bupati Bantaeng Prof. HM Nurdin Abdullah dan pejabat daerah lainnya tergerak ikut melafalkannya. Ya, Ikrar Mitra lazim dilafalkan secara bersama-sama di setiap pertemuan kelompok mitra dampingan jejaring ekonomi Dompet Dhuafa.

Bupati begitu hangat menyambut program Klaster Mandiri yang digulirkan di wilayahnya. Sasaran garap program ini menjangkau tiga kecamatan. Kecamatan Bantaeng-Bissappu (Program UMKM), Kecamatan Eremerasa (Program Pertanian), dan Kecamatan Pajukukang (Program Peternakan). Ketiga wilayah tersebut memiliki potensi yang lebih baik dari wilayah lain serta memiliki jumlah penduduk miskin yang cukup tinggi. Klaster Mandiri di wilayah ini dijalankan sebagai bentuk kontribusi pada pengembangan masyarakat di beberapa bidang ekonomi yang dijalankan oleh Masyarakat Mandiri, Lembaga Pertanian Sehat dan Kampoeng Ternak yang merupakan jejaring Dompet Dhuafa.

Sepenuh hati adalah kata kunci. Kesepenuhhatian dalam pendampingan menjadi komitmen Masyarakat Mandiri (MM) dalam setiap program yg dijalankan. Itulah cinta yang menjadi intisari ikhtiar MM memberdayakan komunitas-komunitas agar menemukan keswadayaan. Saat ini, program-program MM menjangkau empat pulau , Jawa, Sumatera, Sulawesi dan Lombok dalam waktu bersamaan.

Kepedulian pada ketersediaan makanan bergizi dan keterlibatan pada upaya menanggulangi kekurangan gizi pada anak-anak, menggerakkan Dompet Dhuafa bersama PT Sari Husada mengembangkan program Warung Anak Sehat (WAS) di Pulau Lombok. Ini merupakan kelanjutan dari program serupa yang sekarang dilaksanakan di daerah Sukabumi dan Jakarta. Lombok dan Lebak Banten menjadi sasaran baru program, mengingat wilayah ini rentan pemenuhan gizi pada anak-anak. Program WAS menyajikan warung alternatif berbentuk kios dan gerobak yang menyediakan produk-produk bergizi dan sekaligus menjadi tempat konsultasi gizi bagi ibu-ibu. Agar dekat dengan kebutuhan anak-anak, WAS merekrut Ibu Warung Anak Sehat yang terdiri dari para kader Posyandu setempat.

Di Pulau Sumatera, bersama Bank Indonesia Lampung, MM mendampingi para pengolah ikan kering di Pulau Pasaran, Bandar Lampung. Para pengolah teri tradisional memperoleh pembiayaan dan peningkatan kapasitas, diharapkan komunitas ini menjadi sebuah klaster modern olahan ikan kering terutama ikan teri. Di wilayah Lampung Timur, tepatnya di Desa Tambah Subur, Way Bungur, MM tengah menjalankan program ketahanan pangan melalui pemberdayaan petani singkong.

Masyarakat makin sadar bahwa keswadayaan bisa mereka bangun sendiri. Program pemberdayaan makin diterima sebagai bagian dari upaya menyokong kesadaran akan keswadayaan itu. Di pihak lain, MM sebagai kreator program pemberdayaan dituntut makin kreatif mengembangkan program-program sesuai kebutuhan dan karakter masyarakat. Maka, tumbuhlah beberapa program yang beragam sebagaimana yang dijalankan di Pulau Jawa. Saat ini saja terdapat 20 unit program beragam wilayah Pulau Jawa, ada yang berbasis perdesaan, perkotaan, dan pascabencana. Secara umum, saat ini program menggarap bidang usaha mikro, ketahanan pangan, keamanan pangan, pertanian, dan peternakan.

Setiap program satu pendamping. Pendamping berperan secara harfiah: mendampingi komunitas. Mereka benar-benar tinggal di tengah komunitas. Para pendamping setiap saat menyediakan diri memfasilitasi komunitas dengan rangkaian kegiatan pemberdayaan. Itulah bagian dari kesepenuhhatian mendampingi.

Kesepenuhhatian ini diwujudkan dalam semangat dan kinerja para pendamping di lapangan. Mereka tak saja membawa beban tugas dalam kerangka target program, namun mereka dituntut menjaga program agar berkualitas, benar-benar membawa manfaat bagi masyarakat.

{fcomment}

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.